Senin, 08 Juni 2009

Malas Versus KSO (Kerja Sesuai Ongkos)

Kerja Sesuai Ongkos...atau yang saat ini santer disingkat dengan istilah KSO. Banyak kali sebagai karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja, pagi berangkat, malam pulang, kadang pagi baru pulang. Boring, semangat kerja menurun, gejala headache akut, gastritis kronis, asma, diare, back-pain, gejala depresi, frustrasi, dan lain sebagainya sudah jadi menu utama pekerja yang bekerja di perusahaan orang. Dengan rutinitas yang itu-itu saja, hal yang sama dilakukan setiap hari, ucapan yang sama dilakukan setiap hari, marah-marah dan kesal yang sama dilakukan setiap hari (walaupun dilakukan ke orang-orang yang berbeda), bisa membuat seseorang blown up, meledak-ledak, atau justru mati rasa alias 'emotional blunt'. Sementara reward yang ada, biasanya tidak mengikuti apa yang sudah seseorang lakukan, akan tetapi lebih banyak dikarenakan jangka waktu dia bekerja di tempat itu, 10 tahun, 15 tahun, 25 tahun (gosh...), hitung-hitung imbalan lelah berbelas-belas tahun dia membela perusahaan dengan gaya yang sama :) . Atau imbalan juga diberikan karena seseorang sudah dianggap 'berjasa' bagi 'atasan' nya, memenuhi permintaan atasan (apapun itu), atau jago car-muk, cari muka. Ada juga orang yang diberi imbalan mendadak dikarenakan ia akan loncat ke perusahaan pesaing, yg dimana tidak ada lagi orang lain yang dapat menggantikan orang itu, sehingga terpaksa perusahaan mengeluarkan jurus jitu sementara.
Imbalan dalam bentuk uang, bonus, kenaikan, hanya dapat memberikan efek sesaat bagi si penerima...yah palingan 3 bulan smp 6 bulan setelah imbalan diterima, motivasi kerja mendadak melonjak naik, bahkan melebihi target yg ditetapkan. Setelah itu, grafik penurunan menunjukkan angka yang cukup signifikan seiring berjalannya waktu. Padahal, diharapkan imbalan yang diberi dapat menyemangati untuk sepanjang tahun ke depan. Malas, ya, tentunya ini berkaitan dengan budaya kita yang hanya berbuat baik jika ada 'embel-embel' nya, terutama di dunia pekerjaan, dimana semua wajib berpikir pamrih..."don't do anything for free". Dalam Bahasa Kampungnya : "Kerja Sesuai Ongkos"
Lantas bagaimana menyikapi hal ini, terutama kita sebagai pekerja yang sudah berusaha untuk setia, maju terus pantang mundur, dimana kita selalu dikelilingi dengan budaya seperti ini, apakah kita harus sudah mulai melihat dari sisi lain, sisi kelebihan-kelebihan lain dari perusahaan yang tentunya akan mendongkrak semangat kerja kita, tidak hanya melulu dari ada tidaknya imbalan yang diberikan ? Bagaimana kalau perusahaan kita sudah tidak lagi memberikan imbalan yang mencukupi, yang wajar, yang make sense? Apa yang bisa kita gali? Apa yang bisa kita lihat sebagai suatu hal yang positif, dimana perusahaan lain tidak miliki itu? Misal, lingkungan kerja yang menyenangkan, jam kerja yang menyenangkan (9-5), bos yang menyenangkan, makanan yang menyenangkan, transportasi yang menyenangkan (ada antar jemput, tidak jauh dari rumah,dll), toilet yang menyenangkan, kegiatan2 atau event2 yang menyenangkan, training dan pelatihan yang menyenangkan........
Ada baiknya kita lihat dari sisi itu, mungkin...ya mungkin kita akan bisa lebih mensyukuri dan menikmati apa yang kita punya saat ini. Akan tetapi, jika perusahaan Anda sekalian tidak memiliki 1 bahkan 2 hal yang disebutkan di atas, lebih baik......segera berpikir untuk melihat perusahaan lain yang lebih "menyenangkan". Jadi, bagaimana pendapat Anda tentang Malas Vs KSO ini ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar