Senin, 22 Juni 2009

Wisata Ke Family Park Alam Sutera











Beberapa bulan lalu aku menemani anakku tour ke Family Park Alam Sutera BSD City. Sungguh menyenangkan karena kita berangkat satu sekolah dengan menggunakan bis sewa dan total anak-anak yang ikut serta hampir 100 anak, itu belum ditambah dengan jumlah ibu-ibu dan orangtua yang ikut menemani. Kumpul di sekolah pagi hari jam 07.00 dan berangkatlah kami ke tempat tujuan, yang kebetulan tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah. Pkl. 08.30 kita sudah tiba di sana. Aktivitas pertama yang dilakukan adalah berkumpul di aula untuk mendengarkan pengarahan dari ibu Guru, dan juga ada games yang lucu-lucu untuk diikuti anak-anak.




Acara selanjutnya adalah bermain di area bermain anak-anak, disana ada playground yang cukup luas, dan juga mobil coin dan kereta api. Area bermain, kolam renang, dan pujasera di sana cukup adem dan dinaungi pepohonan sehingga kami semua tidak kepanasan. Kolam renangnya pun menarik, ada seluncuran, air mancur, tembak-tembakan air, dan kolamnya terdapat area yang dangkal dan juga dalam. Sedangkan di tempat bermain yang cukup luas memungkinkan anak-anak bermain dengan bebas namun tetap aman karena disekelilingnya terdapat pagar yang cukup tinggi.




Setelah siang tiba, kami semua makan siang di pujasera yang tidak terlalu jauh dari area bermain, menu yang tersedia tidak hanya terbatas makanan fastfood atau tertentu saja, akan tetapi ada masakan sunda, masakan jepang, hotdog, snack, dan aneka jus. Harganya pun masih bersahabat dengan kantong dan rasanya pun lezat. Anak-anak yang sudah selesai berenang langsung menuju ke pujasera dan memesan makanan yang diinginkan. Ada juga yang langsung lanjut ke arena bermain, dan mencoba mobil-mobilan dan kereta api.




Sore hari pkl. 15.00 kami sudah bersiap-siap untuk pulang, hati senang dan puas, dan tidak sabar rasanya kami ingin kembali kesana pada saat liburan nanti.

Selasa, 16 Juni 2009

Silence Is Gold...........


Diam itu Emas. Kata mutiara ini seringkali digunakan oleh banyak orang, yang memiliki inti arti tidak berarti diam itu buruk. Diam seribu bahasa, akan dilakukan oleh kita, jika sudah tidak ada kata-kata yang perlu dikeluarkan lagi atau diungkapkan lagi. Speechless, kata lainnya yang mewakili diam seribu bahasa itu. Karena terkadang, apa yang diungkapkan, apa yang dibicarakan, tidak lagi membawa kebaikan atau membawa kondisi ke arah yang positif. Bahkan seringkali pembicaraan yang ditujukan untuk hal positif akan ditangkap dan menjadi hal yang negatif. Dengan kata lain, jadi untuk apa diugkapkan jika belum tentu membawa kebaikan? Terkadang kita harus menahan diri dengan kuat untuk tidak berbicara terlalu banyak, mengenai diri sendiri, mengenai orang lain, mengenai hal lain, atau apa saja yang kira-kira memang tidak terlalu penting untuk dibicarakan. Akan lebih banyak membawa mudharat ketimbang manfaat, begitu kata orang. Apalagi jika ungkapan pendapat kita akan dianggap sebagai kritik yang tidak membangun, hal buruk yang sifatnya menuntut, atau terlalu'cerewet' dan banyak maunya. Tidak pernah puas juga dapat diartikan untuk kita jika kita mengungkapkan sesuatu yang ada di hati, yah...Pencipta memberikan kita mulut tidak harus digunakan untuk berbicara. Dont talk too much, dont talk too pushy, or too annoying others. Puasa tidak hanya untuk puasa makan, puasa diet, tapi bisa juga untuk puasa berbicara. Kelak, akan datang manfaat sesungguhnya dari puasa berbicara...dan kebenaran akan berpihak pada kita.

Jakarta, 17 Juni 2009

-Ira Jayanti-

Senin, 08 Juni 2009

Malas Versus KSO (Kerja Sesuai Ongkos)

Kerja Sesuai Ongkos...atau yang saat ini santer disingkat dengan istilah KSO. Banyak kali sebagai karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja, pagi berangkat, malam pulang, kadang pagi baru pulang. Boring, semangat kerja menurun, gejala headache akut, gastritis kronis, asma, diare, back-pain, gejala depresi, frustrasi, dan lain sebagainya sudah jadi menu utama pekerja yang bekerja di perusahaan orang. Dengan rutinitas yang itu-itu saja, hal yang sama dilakukan setiap hari, ucapan yang sama dilakukan setiap hari, marah-marah dan kesal yang sama dilakukan setiap hari (walaupun dilakukan ke orang-orang yang berbeda), bisa membuat seseorang blown up, meledak-ledak, atau justru mati rasa alias 'emotional blunt'. Sementara reward yang ada, biasanya tidak mengikuti apa yang sudah seseorang lakukan, akan tetapi lebih banyak dikarenakan jangka waktu dia bekerja di tempat itu, 10 tahun, 15 tahun, 25 tahun (gosh...), hitung-hitung imbalan lelah berbelas-belas tahun dia membela perusahaan dengan gaya yang sama :) . Atau imbalan juga diberikan karena seseorang sudah dianggap 'berjasa' bagi 'atasan' nya, memenuhi permintaan atasan (apapun itu), atau jago car-muk, cari muka. Ada juga orang yang diberi imbalan mendadak dikarenakan ia akan loncat ke perusahaan pesaing, yg dimana tidak ada lagi orang lain yang dapat menggantikan orang itu, sehingga terpaksa perusahaan mengeluarkan jurus jitu sementara.
Imbalan dalam bentuk uang, bonus, kenaikan, hanya dapat memberikan efek sesaat bagi si penerima...yah palingan 3 bulan smp 6 bulan setelah imbalan diterima, motivasi kerja mendadak melonjak naik, bahkan melebihi target yg ditetapkan. Setelah itu, grafik penurunan menunjukkan angka yang cukup signifikan seiring berjalannya waktu. Padahal, diharapkan imbalan yang diberi dapat menyemangati untuk sepanjang tahun ke depan. Malas, ya, tentunya ini berkaitan dengan budaya kita yang hanya berbuat baik jika ada 'embel-embel' nya, terutama di dunia pekerjaan, dimana semua wajib berpikir pamrih..."don't do anything for free". Dalam Bahasa Kampungnya : "Kerja Sesuai Ongkos"
Lantas bagaimana menyikapi hal ini, terutama kita sebagai pekerja yang sudah berusaha untuk setia, maju terus pantang mundur, dimana kita selalu dikelilingi dengan budaya seperti ini, apakah kita harus sudah mulai melihat dari sisi lain, sisi kelebihan-kelebihan lain dari perusahaan yang tentunya akan mendongkrak semangat kerja kita, tidak hanya melulu dari ada tidaknya imbalan yang diberikan ? Bagaimana kalau perusahaan kita sudah tidak lagi memberikan imbalan yang mencukupi, yang wajar, yang make sense? Apa yang bisa kita gali? Apa yang bisa kita lihat sebagai suatu hal yang positif, dimana perusahaan lain tidak miliki itu? Misal, lingkungan kerja yang menyenangkan, jam kerja yang menyenangkan (9-5), bos yang menyenangkan, makanan yang menyenangkan, transportasi yang menyenangkan (ada antar jemput, tidak jauh dari rumah,dll), toilet yang menyenangkan, kegiatan2 atau event2 yang menyenangkan, training dan pelatihan yang menyenangkan........
Ada baiknya kita lihat dari sisi itu, mungkin...ya mungkin kita akan bisa lebih mensyukuri dan menikmati apa yang kita punya saat ini. Akan tetapi, jika perusahaan Anda sekalian tidak memiliki 1 bahkan 2 hal yang disebutkan di atas, lebih baik......segera berpikir untuk melihat perusahaan lain yang lebih "menyenangkan". Jadi, bagaimana pendapat Anda tentang Malas Vs KSO ini ??